Batalkan Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia 2023, FIFA Terapkan Standar Ganda

Batalkan Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia 2023, FIFA Terapkan Standar Ganda


Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Batalkan Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia 2023, FIFA Terapkan Standar Ganda

Signal.co.id – Keputusan FIFA membatalkan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U 20, membuat masyarakat Indonesia kecewa, terutama penggila sepak bola tanah air, apalagi alasan yang di sampaikan dalam keterangan tertulisnya, mengatakan karena alasan situasi terkini di dalam negeri Indonesia, situasi terkini yang di maksud FIFA tidak jelas, dan terkesan menutupi alasan yang sebenarnya.


Namun kita patut mencurigai adanya penolakan berbagai kalangan, yang menolak rencana kedatangan timnas Israel U 20 ke Indonesia.

Sebagai induk organisasi sepak bola dunia, FIFA mestinya mengakomodir kepentingan semua negara, termasuk memahami bahwa bagi sejumlah negara, terutama sebagian negara muslim, bahwa Israel bukan hanya isu olah raga, melainkan isu politik dan kemanusiaan yang serius, FIFA seharusnya tidak menempatkan atau memaksakan aturanya pada posisi yang lebih tinggi daripada aturan hukum, bahkan konstitusi sebuah negara.

Membela kepentingan Israel, dan mengabaikan aspirasi negara-negara lain yang punya garis politik tegas terhadap Israel, membuat FIFA menerapkan standar ganda dalam politik sepak bola.

Ada dua alasan mengapa kita menganggap FIFA demikian, pertama, FIFA tak konsisten dengan larangan politisasi sepak bola.

Ketika FIFA dan UEFA menjatuhkan sanksi pelarangan terhadap timnas serta klub Rusia untuk berpartisipasi, dalam semua kompetisi di bawah naungan FIFA dan UEFA, serta melarang klub dan timnas Belarusia untuk melakukan pertandingan di kandang sendiri, sebagai sanksi atas dukungan mereka terhadap Rusia, apakah itu bukan larangan yang bersifat politik ?

Ketika FIFA berteriak keras atas serangan Rusia terhadap Ukraina, namun menutup mata terhadap penjajahan Israel atas Palestina, apakah itu tidak bersifat politis ?
Sejak kapan sepak bola bisa di pisahkan dari politik ?
Dan jelas FIFA menggunakan politik tebang pilih.

Kedua, FIFA menuntut semua negara agar berlaku fair terhadap atlet Israel, padahal Israel sendiri tidak pernah berlaku fair terhadap atlet Palestina.

Bukan rahasia lagi militer Israel, sejak lama telah menjadikan atlet Palestina sebagai target serangan mereka.

Pada November 2006 misalnya, militer Israel melarang pesepak bola Palestina dalam penyisihan grup kualifikasi AFC.
Kemudian Israel juga melarang pemain Palestina berpartisipasi dalam kualifikasi Piala Dunia 2010 melawan Singapura.
Aksi jahat Israel tahun 2007 itu, telah menjegal kesempatan timnas Palestina di ajang Piala Dunia, celakanya bukanya membela Palestina dan mengutuk Israel, FIFA malah memberikan kemenangan otomatis 3 – 0 kepada Singapura.
Dan masih banyak kejahatan-kejahatan Israel lainya.

Dua alasan itu sudah cukup menunjukkan selama ini FIFA telah berlaku tidak fair, dan menerapkan standar ganda dalam kebijakan sepak bolanya. (Muhyidin)

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait

aksara
inquiry