Sejarah : Perang Diponegoro, Menelan Korban Belasan Ribu Jiwa ( 01 )

Sejarah : Perang Diponegoro, Menelan Korban Belasan Ribu Jiwa ( 01 )


Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Sejarah : Perang Diponegoro, Menelan Korban Belasan Ribu Jiwa ( 01 )

Signal.co.id – Perang Diponegoro yang berlangsung antara tahun 1825 – 1830, menjadi salah satu perang besar yang di hadapi oleh belanda, perang yang lebih di kenal sebagai perang Jawa ini, di pimpin oleh Pangeran Diponegoro.

Perang ini terjadi karena berbagai hal, di antaranya ketidak puasan kaum bangsawan kesultanan Yogyakarta, yang di larang oleh Belanda untuk menyewakan tanahnya kepada para pengusaha swasta untuk dijadikan perkebunan, karena merupakan saingan bagi Belanda yang mengusahakan perkebunan juga.
Belanda merampas wilayah kesultanan Yogyakarta yang terletak di antara Pekalongan dan Semarang.

Penyebab kedua, karena para ulama kecewa makin meluasnya adat kebiasaan barat yang bertentangan dengan ajaran Islam.
Padahal ajaran Islam bagi para ulama merupakan alat untuk pendidikan moral, oleh karena ulama memandang bahwa keburukan moral itu bersumber dari Belanda, maka Belanda harus di singkirkan.

Yang ketiga adalah, karena rakyat jelata makin menderita akibat adanya bermacam-macam pungutan pajak, dan macam-macam kewajiban kerja paksa.
Intinya Pangeran Diponegoro tidak menyetujui campur tangan Belanda dalam urusan kerajaan, kondisi para petani pun menderita akibat penyalah guna an penyewaan tanah, itu pun menjadi salah satu faktor yang membuat Pangeran Diponegoro geram.

Kekecewaan Pangeran Diponegoro pun memuncak, ketika patih Danureja atas perintah Belanda memasang tonggak-tonggak untuk membuat rel kereta api melewati makam leluhurnya.

Perang Diponegoro bermula dari peristiwa pada 20 Juli 1825, di mana pihak istana mengutus dua bupati keraton senior yang memimpin pasukan Jawa – Belanda, untuk menangkap Pangeran Diponegoro dan Mangkubumi di Tegalrejo, namun Pangeran Diponegoro beserta sebagian besar pengikutnya lolos, tapi kediamannya di Tegalrejo habis di bakar.

Perang Diponegoro melibatkan berbagai kalangan, mulai dari petani hingga golongan priyayi yang menyumbangkan uang dan barang-barang berharga lainnya sebagai dana perang.

Hanya dalam waktu tiga minggu setelah penyerbuan Tegalrejo, pasukan Diponegoro sudah bisa melakukan penyerangan, dan berhasil menduduki keraton Yogyakarta.
Keberhasilan ini di susul dengan kemenangan-kemenangan lain di beberapa daerah, pada tahun-tahun awal berkobarnya perang Diponegoro.
Pergerakan pun meluas ke daerah Banyumas, Kedu, Pekalongan, Semarang dan Rembang, kemudian ke arah timur mencapai Madiun, Magetan, Kediri dan sekitarnya. ( bersambung, di gali dari berbagai sumber )

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait

aksara
inquiry