5 Pahlawan Wanita dari Aceh, yang Berjuang Melawan Penjajah

5 Pahlawan Wanita dari Aceh, yang Berjuang Melawan Penjajah


Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
5 Pahlawan Wanita dari Aceh, yang Berjuang Melawan Penjajah

Signal.co.id – Perlawanan bangsa Indonesia terhadap kolonial Belanda terjadi di berbagai daerah termasuk di Aceh, dan itu berlangsung dari masa ke masa, mereka dengan gagah berani mengorbankan jiwa raga dan harta benda, demi membebaskan diri dari belenggu penjajahan.

Sehingga banyak muncul Pahlawan Nasional, maupun tokoh pejuang dari serambi Mekkah tersebut, termasuk di antaranya pahlawan wanita yang berjuang mengangkat senjata di medan perang.
Berikut ini nama-nama pahlawan wanita dari Tanah Rencong yang di lansir dari berbagai sumber.

  1. Cut Nyak Dhien

Cut Nyak Dhien lahir pada tahun 1848 di desa Lam Padang Peukan Bada, Aceh Besar.
Ia adalah keturunan bangsawan Aceh Teuku Nanta Setia, pada usia 12 tahun menikah dengan Teuku Ibrahim Lam Nga.

  1. Cut Meutia

Cut Meutia lahir di Keureutoe Aceh Utara, pada 14 Februari 1870.
Cut Meutia di kenal saat ia berjuang bersama pasukan Inong Balee melawan Belanda, Inong Balee sendiri merupakan sebutan untuk janda pejuang Aceh.
Ia gugur pada 24 Oktober 1910, dalam sebuah pertempuran melawan Belanda di Alue Kurieng Aceh Utara, dan di makamkan di kawasan hutan lindung Gunung Lipeh, Aceh Utara.

  1. Pocut Meurah Intan

Pocut Meurah Intan adalah keturunan dari keluarga kerajaan Aceh.
Ia lahir di Tuha Biheue, Tiji kabupaten Pidie.
Ayahnya Teuku Meurah Intan, adalah seorang kepala sekolah atau Keujruen Biheue keturunan dari Pocut Bantan.
Pocut Meurah Intan juga di kenal sebagai Pocut di Biheue, yang berarti Pocut dari Biheue.

  1. Lakamana Malahayati

Laksamana Malahayati yang memiliki nama asli Keumalahayati, lahir di Aceh Besar pada tahun 1550.
Puncak perjuangan Laksamana Malahayati terjadi pada 11 September 1599, bersama dengan 2000 pasukan Inong Balee, berhasil membunuh salah satu pemimpin Belanda yang terkenal, Cornelis de Houtman.

  1. Datu Beru

Datu Beru lahir antara tahun 1490 dan 1514, ia adalah seorang utusan untuk kerajaan Islam Reje Linge atau Lingga Gayo, sebagai perwakilan dari pemerintahan parlementer kerajaan Aceh Darussalam.
Kesultanan Ali Mugayatsa dari tahun 1514 hingga tahun 1530.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait

aksara
inquiry