Puasa dan Pengendalian Diri Dalam Perspektif Psikologi

Puasa dan Pengendalian Diri Dalam Perspektif Psikologi


Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Puasa dan Pengendalian Diri Dalam Perspektif Psikologi

Signal,co.id – Ramadhan adalah bulan kesembilan dalam kalender Hijriah, pada bulan tersebut umat Muslim di seluruh dunia melakukan ibadah puasa selama 30 hari penuh, hal ini merupakan salah satu dari rukun Islam yang mewajibkan setiap umat muslim menjalankan perintah agama.

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu untuk berpuasa sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu agar kamu menjadi orang yang bertaqwa.”(QS. Al Baqarah 183).

Dalam perspektif psikologi, puasa merupakan cara bagi umat muslim untuk menunda kesenangan dan berbagai hal yang bersifat sementara untuk tujuan yang lebih besar.

Seperti diungkapkan oleh Departemen Psikologi FIPP UNY, Siti Rohmah Nurhayati dalam salah satu webinarnya yang bertema Hikmah Ibadah Puasa dalam prespektif psikologi, dalam dunia psikolog, puasa umat muslim dijadikan sebagai ajang mengontrol dan mengendalikan hawa nafsu diri.

Saat mendengarkan pengajian atau kajian keagamaan, selama bulan Ramadhan pasti kita seringkali mendengar berbagai macam hikmah puasa.

Hikmah-hikmah puasa yakni diantaranya ialah melatih kesabaran, melatih kedisiplinan, mengontrol emosi, melatih hidup sederhana terjaga dari perbuatan tercela atau mengontrol hawa nafsu.

“Puasa itu bukanlah sekedar menahan diri dari makan dan minum. Akan tetapi sesungguhnya puasa itu adalah mencegah diri dari segala perbuatan yang sia-sia serta menjauhi perbuatan-perbuatan yang kotor dan keji.” (Hadist Riwayat Buhari).

Semoga puasa kita menjadi Puasa dengan penuh Pengendalian Diri.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait

aksara
inquiry