Tanggapi Keluhan Warga Soal Beras Bantuan Berkutu, Pimca Bulog Indramayu Beri Penjelasan

Tanggapi Keluhan Warga Soal Beras Bantuan Berkutu, Pimca Bulog Indramayu Beri Penjelasan


Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Tanggapi Keluhan Warga Soal Beras Bantuan Berkutu, Pimca Bulog Indramayu Beri Penjelasan

Signal.co.id – Menanggapi keluhan sejumlah warga Desa Sukadana, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu terkait bantuan pangan pemerintah berupa beras diduga berkutu dan berbau tidak sedap, yang di beritakan sebelumnya berjudul “Miris! Warga Sukadana Keluhkan Beras Bantuan Berkutu dan Bau Apek”. Pimpinan Cabang Bulog Indramayu, Sri Wahyuni, berikan klarifikasi dan penjelasan terkait hal tersebut.

Menurutnya, beras bantuan yang disalurkan merupakan hasil serapan dari petani lokal Indramayu yang disimpan sebagai cadangan pangan nasional.

Karena pendistribusiannya harus mengikuti arahan dari pemerintah pusat, beras tersebut tidak langsung dikeluarkan setelah diserap.

“Beras yang kita salurkan adalah hasil serapan petani Indramayu, bukan beras impor atau beras plastik seperti isu yang pernah viral. Jadi kalau ditanya kenapa kualitasnya seperti ini, ya memang ini murni beras lokal,” jelas Sri Wahyuni, Senin (28/07).

Ia juga menegaskan bahwa beras bantuan tersebut merupakan jenis beras medium dengan kadar patah maksimal 25 persen. Perbedaan dengan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) bukan terletak pada kualitas, melainkan pada sumber dan alokasinya.

Menanggapi adanya temuan kutu dan bau, Sri Wahyuni menyebut hal tersebut masih dalam kategori wajar selama tidak merusak keseluruhan kualitas beras.

“Kalau kutunya hanya satu atau dua masih dianggap wajar, karena ini beras alami tanpa bahan pengawet. Yang tidak layak adalah jika kutunya menyebar dan beras menggumpal,” tegasnya.

Pihak Bulog secara rutin melakukan perawatan terhadap stok beras di gudang, termasuk fumigasi setiap tiga bulan dan pembersihan gudang tiap bulan. Namun, mengingat besarnya volume beras yang disimpan, pemeriksaan isi karung satu per satu tidak memungkinkan dilakukan.

“Kita memiliki alokasi sekitar 4.200 ton untuk dua bulan, yang disimpan di tujuh kompleks pergudangan. Saat ada instruksi penyaluran, kami distribusikan berdasarkan stok yang tersedia, terutama yang masa simpannya tahun 2024,” terang Sri Wahyuni.

Ia juga mengimbau masyarakat agar tidak langsung berprasangka buruk terhadap kualitas beras bantuan. Jika ditemukan beras yang benar-benar tidak layak konsumsi, masyarakat diharapkan segera melapor secara resmi agar bisa ditindaklanjuti sesuai prosedur.

Bulog berharap masyarakat dapat memahami proses penyimpanan dan distribusi cadangan beras pemerintah serta terus mendukung upaya menjaga ketahanan pangan nasional.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait

inquiry
aksara