Datangi Pendopo Indramayu, Massa Demo Tuntut Transparansi Seleksi Calon Direksi Perumdam TDA. Aris: “Proses Seleksi Harus Diulang!”
Datangi Pendopo Indramayu, Massa Demo Tuntut Transparansi Seleksi Calon Direksi Perumdam TDA. Aris: “Proses Seleksi Harus Diulang!”

Signal.co.id – Ratusan warga yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Peduli Keadilan (GMPK) mendatangi Pendopo Kabupaten Indramayu, Jumat (19/9/2025). Mereka menuntut keterbukaan panitia seleksi (pansel) dalam proses rekrutmen calon direksi Perumdam Tirta Dharma Ayu (TDA).
Aksi yang dipimpin Eka Aris itu menyorot dugaan ketidaktransparanan pansel sejak awal seleksi. Massa datang membawa spanduk besar bertuliskan: “Bubarkan Pansel Direksi PDAM, Rekrut Ulang yang Adil dan Transparan”.
“Kami datang untuk menuntut keterbukaan. Banyak hal yang janggal dan tidak jelas. Kalau perlu, seleksi diulang,” tegas Aris setelah audiensi dengan perwakilan pansel di ruang Sekretaris Daerah.
Dalam audiensi, empat perwakilan massa menyampaikan sejumlah poin penting:
- Keterbukaan proses: Seluruh tahapan, kriteria penilaian, hingga dokumen pendukung harus diumumkan agar publik bisa mengawasi.
- Pengulangan Seleksi: Jika ditemukan kejanggalan administrasi atau verifikasi proses wajib diulang secara terbuka.
- Verifikasi Dokumen: Massa menyoroti keabsahan sertifikat kompetensi salah satu calon yang disebut berkaitan dengan BNSP.
- Kasus ASN: Mereka mempertanyakan ASN berstatus PPPK, yang sempat lolos ke tahapan delapan besar lalu tiba-tiba dicoret.
Aris juga menyinggung calon peserta yang gagal di tahap administrasi karena persoalan dokumen. “Kalau ada sertifikat yang sedang dibuat ulang, verifikasinya harus jelas. Jangan asal dicoret,” katanya.

Aris menyebut masyarakat tidak mau dibodohi oleh proses yang dianggap penuh kejanggalan.
“Kami tegaskan, pansel harus transparan. Kalau ada kekurangan atau verifikasi yang tidak jelas, maka seleksi ini harus diulang. Jangan sampai publik kehilangan kepercayaan,” ujarnya lantang.
Hingga audiensi berakhir, pansel belum memberikan jawaban final. Mereka hanya berjanji akan membawa tuntutan tersebut ke rapat internal bersama ketua pansel.
Aris pun mengingatkan, aksi kali ini baru awal. “Hari ini kami datang hanya ratusan orang. Jika tuntutan tidak ditindaklanjuti, kami akan all out kerahkan hingga 5.000 massa untuk kembali geruduk pendopo. Masyarakat tidak boleh terus dibodohi. Beri ruang, biar kami juga bisa cerdas,” tegasnya.
Aksi berlangsung tertib namun penuh orasi kritis. Massa menegaskan, tuntutan mereka murni untuk kepentingan publik agar pengelolaan layanan air minum daerah dijalankan secara akuntabel, transparan, dan profesional.