Lapas Indramayu Gelar Skrining Massal Tuberkolosis bagi Warga Binaan Selama Tiga Hari
Lapas Indramayu Gelar Skrining Massal Tuberkolosis bagi Warga Binaan Selama Tiga Hari

Signal.co.id – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Indramayu melaksanakan kegiatan Active Case Finding (ACF) melalui pemeriksaan Chest X-Ray (CXR) bagi seluruh warga binaan dalam rangka deteksi dini penyakit Tuberkulosis (TBC). Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari berturut-turut, mulai Senin hingga Rabu, 13–15 Oktober 2025, di Klinik Pratama Lapas Kelas IIB Indramayu.
Pelaksanaan kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Kesehatan RI melalui Public Health Tuberculosis Center (PHTC), Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Puskesmas Plumbon, serta PT. Cito Putra Utama.
Pada hari pertama, sebanyak 219 warga binaan telah menjalani pemeriksaan rontgen dada. Dari hasil pemeriksaan tersebut, 26 warga binaan teridentifikasi sebagai terduga TBC paru dan akan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan dahak menggunakan Tes Cepat Molekuler (TCM). Sementara itu, warga binaan yang belum menjalani skrining akan mengikuti pemeriksaan pada hari kedua dan ketiga.
Kepala Lapas Kelas IIB Indramayu, Fery Berthoni, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Lapas dalam menjaga kesehatan warga binaan serta mendukung program pemerintah untuk eliminasi TBC di lingkungan pemasyarakatan.
“Skrining ini menjadi langkah penting dalam upaya deteksi dini penyakit TBC di dalam lapas. Kami memastikan seluruh warga binaan dapat mengikuti pemeriksaan secara menyeluruh selama tiga hari pelaksanaan. Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkolaborasi dan mendukung kegiatan ini,” ujar Berthoni.
Lebih lanjut, Berthoni menambahkan bahwa kegiatan tersebut akan terus dilakukan secara berkesinambungan dengan pengawasan dan pelaporan terstruktur.
“Warga binaan yang terduga TBC akan segera ditindaklanjuti untuk pemeriksaan lanjutan dan pengobatan sesuai standar kesehatan. Kami berkomitmen untuk terus memantau kondisi kesehatan warga binaan agar tercipta lingkungan yang sehat dan bebas TBC,” pungkasnya.
Melalui kegiatan ini, diharapkan deteksi dini kasus TBC di lingkungan pemasyarakatan dapat ditingkatkan, sehingga penanganan dan pengobatan dapat dilakukan lebih cepat dan efektif demi mendukung target Indonesia Bebas TBC Tahun 2030.